cover
Contact Name
Wendianing Putri Luketsi
Contact Email
wendianing@unida.gontor.ac.id
Phone
+6281218956797
Journal Mail Official
wendianing@unida.gontor.ac.id
Editorial Address
Siman Street, Km 6, Siman Subdistrict, Ponorogo, East Java, Indonesia
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Agroindustrial Technology Journal
ISSN : 25990799     EISSN : 25989480     DOI : -
Agroindustrial Technology Journal adalah publikasi ilmiah tentang teknologi, rekayasa proses, dan manajemen ataupun aplikasi dari keilmuan tersebut dalam ranah teknologi industri pertanian. Artikel dapat berupa hasil penelitian, komunikasi singkat ataupun berupa ulasan ilmiah.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017)" : 5 Documents clear
PERCEPTION ON HALAL TRACEABILITY ON CHICKEN MEAT SUPPLY CHAIN Tian Nur Ma'rifat
Agroindustrial Technology Journal Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.91 KB) | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1838

Abstract

Halal is a major requirement for Muslim consumers in consuming food products. Halal traceability is very important because it is useful in responding the potential risk of haram substances contamination that can arise in food. This research was conducted in Region of Ponorogo, Indonesia. With the large number of schools focusing on Islamic Education, the community has a high level of awareness and knowledge about halal food, so that halal traceability is needed for food that consumed by people in region of Ponorogo. The purpose of this research are : (1) describe chicken meat supply chain, (2) analyse the perception of producers and consumers in applying halal traceability in Region of Ponorogo. The research method is field survey to know the condition of supply chain. Interview technique is also applied for supply chains’ actors in eight districts to find out how far the application and perception of supply chain actors toward halal traceability. The results show that chicken supply chain in Ponorogo consists of chicken farmers as a supplier. Chickens live bought by distributors to be sold to chicken meat seller. Then the seller slaughters chicken live and sell them to the market as carcass. Consumer of chicken carcass is household, chicken meat distributor or a restaurant. There is no chicken slaughterhouse that has been halal certified. Merchant’s intention to record and document information about the materials is low. The knowledge of supply chain actors on the ‘Safe, Health, Wholesome and Halal’ status of chicken meat is still low. In addition, there is no clear information about the status of ‘Safe, Health, Wholesome and Halal’ that sellers show to consumers. It can be concluded that the application of traceability in the chicken meat supply chain and the perception of supply chain actors toward it in Ponorogo is still low.
EFEK HIPOKOLESTEROLEMIK POLISAKARIDA LARUT AIR DARI GADUNG (Dioscorea hispida Dennst.) YANG DIEKSTRAK DENGAN BERBAGAI METODE Novia Nur Rosyida
Agroindustrial Technology Journal Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.641 KB) | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1837

Abstract

Kolesterol tinggi dalam darah merupakan penyebab utama terjadinya serangan jantung. Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikolesterol. Polisakarida larut air (PLA) dipercaya memiliki fungsi sebagai penurun kolesterol yang baik.  Umbi Gadung memiliki kandungan PLA dalam jumlah tinggi yang belum dieksplorasi dengan baik. Untuk mendapatkan ekstrak PLA, maka perlu diujikan metode ekstraksi yang tepat untuk memisahkan PLA dari senyawa lainnya, terutama protein karena interaksinya yang kuat dengan PLA. Ragi tempe dan enzim papain diduga dapat menurunkan interaksi protein dengan PLA. PLA yang telah didapatkan kemudian diuji seberapa besar efektivitasnya dalam menurunkan kolesterol darah berdasarkan metode ekstraksinya yang diamati tiap minggu waktu pengambilan darah tikus wistar.Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Tersarang (Nested Design) dengan dua faktor, yaitu kelompok tikus yang diberi ekstrak PLA dan waktu pengambilan darah tikus. Level dari faktor I adalah : kontrol, air, enzim papain komersil, dan ragi tempe. Sedangkan waktu pengambilan darah tikus yang digunakan yaitu minggu ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Data hasil pengamatan dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji perbandingan BNJ (Beda Nyata Jujur) untuk pengamatan yang menunjukkan perbedaan nyata (α = 0,05).Metode ekstraksi PLA dengan ragi tempe merupakan metode yang paling tepat dalam mengekstrak PLA, dengan kadar protein ekstrak PLA ragi tempe (0,961%) > ekstrak PLA oleh papain (0,874%) > PLA oleh air (0,781%). Pada uji in vivo, ekstrak PLA dengan enzim papain komersil memberikan hasil yang terbaik di antara ketiga metode ekstraksi, dengan hasil penurunan kadar total kolesterol (mg/dl): kontrol (200-230) > air (165-170) > ragi tempe (150-155) > papain komersil (135-140). Berdasarkan hasil ANOVA, kelompok tikus yang diberi perlakuan PLA dari ketiga metode ekstraksi dan waktu (minggu) pengambilan darah tikus menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (α= 0,05) terhadap profil lipid darah tikus.
IMPLEMENTATION OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) IN AGRO-INDUSTRIAL TECHNOLOGY CURRICULUM Arief Rahmawan
Agroindustrial Technology Journal Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.622 KB) | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1836

Abstract

In essence, higher education institution has important role to embody the quality of alumnus as output. When student graduate from their school, they need to compete with other schools to find a job and need to be hired by companies. In accordance with that, the institution must design best curriculum to channel core competencies in every courses of learning process. Curriculum has essential influence to create qualified alumnus in higher education level. Quality function deployment (QFD) is a methodology to correlate between customer need and technical requirement of an organization. As an emerging higher education institution, agro-industrial technology department in University Darussalam Gontor attempts to implement QFD to propose curriculum design, which core competencies applied in every discipline. The aim of this article is to provide that quality function deployment can be applied in higher education institution as a methodology to arrange better curriculum. There is a major point to be proved which is core competencies has strong relationships with abilities students as required so they can be hired to a company, as it is needed.
PERUBAHAN KOMPONEN RASA GURIH DALAM CABUK YANG MENGALAMI PENYIMPANAN DAN PEMANASAN BERULANG Anis Asmediana
Agroindustrial Technology Journal Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.181 KB) | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1835

Abstract

Cabuk adalah makanan fermentasi dari bungkil wijen yang mempunyai rasa gurih serta aroma kuat yang khas yang bersifat perishable dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek jika dibiarkan begitu saja pada suhu ruang. Tingkat rasa umami yang dihasilkan oleh cabuk tergolong tinggi. Berdasar hal tersebut, peneliti bermaksud melakukan kajian, apakah proses pemanasan berulang setelah penyimpanan suhu ruang dengan cara mengukus cabuk selama 10 menit setiap hari selama penyimpanan 5 hari dapat mempertahankan flavor umami cabuk untuk dapat dikonsumsi.Pengujian yang dilakukan pada sampel meliputi penilaian sensori, kadar air (thermogravimetri), protein terlarut (Lowry), warna dengan chromameter, asam amino bebas, dan 5’-nukleotida dengan HPLC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air, protein terlarut, asam amino bebas, 5’-nukleotida, dan nilai EUC pada cabuk akan semakin menurun karena proses penyimpanan dan pemanasan yang dilakukan. Cabuk yang disimpan dan dipanaskan selama satu kali menunjukkan penurunan yang lebih sedikit dibandingkan cabuk yang mengalami proses penyimpanan dan pemanasan lebih dari satu kali. Rasa gurih yang merupakan rasa dominan yang dihasilkan cabuk juga mengalami penurunan selama penyimpanan dan pemanasan berulang. Kadar glutamat bebas yang tinggi pada cabuk segar sebesar 2,098 mg/g dan 5’-GMP sebesar 2,946 mg/g menyebabkan nilai EUC cabuk tinggi, yakni 175,719 g/100 g MSG atau setara dengan 1,757 MSG, sedangkan kadar aspartat bebas dan 5’-AMP di bawah threshold.Penyimpanan suhu ruang dan pemanasan berulang pada cabuk menyebabkan penurunan penilaian sensori, kadar air, protein terlarut, intensitas warna, kadar asam amino bebas dan 5’-nukleotida, serta perhitungan nilai EUC dan TAV. Nilai EUC yang tinggi ini menyebabkan cabuk memiliki rasa umami kuat dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai bumbu masak.
ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI GONDORUKEM DAN TERPENTIN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PGT Sukun Ponorogo Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu (KBM-INK) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur) Agensy Nurmaydha
Agroindustrial Technology Journal Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.527 KB) | DOI: 10.21111/atj.v1i1.1839

Abstract

Getah pinus merupakan salah satu hasil hutan nonkayu yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia sebagai penghasil devisa negara nonmigas. Getah pinus dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Salah satu pabrik yang mengolah getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin yaitu Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sukun Ponorogo. Produksi gondorukem dan terpentin di PGT Sukun Ponorogo pada tahun 2012 mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan produktivitas perusahaan yang tidak stabil, seperti ketersediaan bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan jam kerja mesin yang kurang efesien.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat produktivitas parsial dan total pada bagian produksi di PGT Sukun Ponorogo pada periode Januari-Desember 2012, serta memberikan usulan perbaikan produktivitas. Metode analisis data yang digunakan adalah Objective Matrix (OMAX) dan pembobotan kriteria dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan analisis yang diperoleh, produktivitas total tertinggi dicapai pada bulan Oktober sebesar 9,052 pada gondorukem dan sebesar 11,717 pada terpentin. Didasarkan pada jumlah produksi tahun 2012, untuk menghasilkan 484,9 ton gondorukem dan 104,96 ton terpentin perbulan, diperlukan getah pinus sebanyak 627,14 ton, tenaga kerja sebanyak 22 orang tiap hari, jam kerja tangki melter sebanyak 128,68 jam/bulan, tangki settler sebanyak 177,74 jam/bulan, tangki washer sebanyak 14,18 jam/bulan, tangki pemasak sebanyak 210,24 jam/bulan, dan tangki boiler sebanyak 233 jam/bulan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5